Minggu, 30 Oktober 2011

kti kebidanan

ABSTRAK

Perdarahan antepartum adalah perdarahan yang terjadi setelah kehamilan 28 minggu yang disebabkan plasenta previa, solusio plasenta, dan penyebab lain. Insidens plasenta previa dan solusio plasenta di Indonesia masing-masing 0,5% dan 2%. Di Rumah Sakit ................. ......... terdapat kasus perdarahan antepartum sebanyak 85 kasus selama tahun 2004-2008.
Untuk mengetahui karakteristik penderita perdarahan antepartum yang dirawat inap di Rumah Sakit ................. ......... tahun 2004-2008, dilakukan penelitian deskriptif dengan desain case series. Populasi dan sampel 85 data penderita (total sampling). Data dianalisis secara deskriptif menggunakan uji chi- square, Exact Fisher, t, dan Kruskal- Wallis
Kecenderungan kunjungan penderita perdarahan antepartum berdasarkan data tahun 2004-2008 menunjukkan penurunan dengan persamaan garis y = -3,8x + 28,4. Proporsi sosiodemografi tertinggi : umur 20-35 tahun 81,2%, suku Batak 84,7%, agama Kristen Protestan 64,7%, pekerjaan ibu rumah tangga 52,9%, dan daerah asal kota ......... 89,4%. Proporsi mediko obstetri tertinggi : paritas nullipara 34,2%, usia kehamilan >28 minggu 82,4%, penyebab perdarahan plasenta previa 92,9%, ada riwayat kehamilan/persalinan jelek 25,9% yaitu seksio cesarea 50,0%. Proporsi gejala objektif tertinggi : kadar Hb <11 gr% 36,5%, anemia ringan 96,8%, tekanan darah sistolik rendah 58,8% dan diastolik normal 49,4%, tinggi fundus uteri normal 83,5%, dan denyut jantung janin normal 98,8%. Proporsi status rawatan tertinggi : rujukan 71,8% yaitu dokter spesialis kandungan 90,2%, penatalaksanaan medis aktif 77,6%, keadaan bayi lahir hidup 95,5%, dan keadaan ibu sewaktu pulang sembuh 84,7%. Lama rawatan rata-rata ibu 5,79 hari (6 hari). Tidak ada perbedaan yang bermakna proporsi penatalaksanaanan medis berdasarkan penyebab perdarahan. (p= 0,580); lama rawatan rata-rata ibu berdasarkan penyebab perdarahan (p= 0, 733); lama rawatan rata-rata ibu berdasarkan penatalaksanaan medis (p= 0,058). Lama rawatan rata-rata penderita yang pulang bero bat jalan secara bermakna lebih lama daripada sembuh dan atas permintaan sendiri (F=4, 765; p=0,030; 7,67 hari vs 5,68 hari vs 3,50 hari). Diharapkan dokter dan perawat lebih memberikan informasi kepada ibu hamil mengenai penyakit dan komplikasi kehamilan dan bagian rekam medik melengkapi pencatatan pada kartu status serta ibu yang mempunyai faktor-faktor resiko agar waspada dan selalu memeriksakan kehamilannya secara teratur. Kata Kunci : Perdarahan Antepartum, Karakteristik Penderita ABSTRACT Antepartum bleeding is bleeding happened after pregnancy 28 weeks which caused by previa placenta, solutio placenta, and other causes. Incidence rate of previa placenta and solutio placenta each 0,5% and 2%. In Elisabeth Hospital ......... there is 85 cases of antepartum bleeding. In order to know characteristics of antepartum bleeding patients who are hospitalized in Elisabeth Hospital ........., descriptive study has been done by using case series design. The population and sample were 85 data patients (total sampling). Data was analized descriptively by using test of chi-square, Fisher’s Exact, t, and Kruskal- Wallis. Based on 2004-2008 data, there is a decreasing tendency of antepartum bleeding cases as it shows by the formula y = -3,8x + 28,4. Socio-demographically, the highest proportion: age 20-35 years 81,2%, Batak ethnic 84,7%, Christian 64,7%, house-keeper 52,9%, dan reside in ......... 89,4%. Medico obstetric, the highest proportion:nullipara 34,2%, age pregnancy >28 weeks 82,4%, caused bleeding is previa placenta 92,9%, there is bad obstetric history 25,9%, the type of bad obstetry history is sectio cesarea 50,0%. Objective symptomp, the highest proportion:Hb not normal 36,5%, soft anemic 96,8%, systolic blood pressure is low 58,8% and diastolic blood pressure is normal 49,4%, high of uteri fundus is normal 83,5%, and heart beat of foetus is normal 98,8%. Status of treatment, the highest proportion:revocation 71,8%, type of revocation is docter of specialist obstetric and ginocology 90,2%, medical act is active 77,6%, condition of baby’s born is life 95,5%, and condition of mother when go home is cure 84,7%. Average length of stay 5,79 days (6 days). There is no significant differences proportion of medical act and caused bleeding (p= 0, 580); average length of stay and caused bleeding (p= 0, 733); average length of stay and medical act (p= 0058).Average length of stay who clinical recovery and outpatient is longer than cure and discharged of self request (F=4, 765; p=0, 030; 7,67 days vs 5,68 days vs 3,50 days).
To docters and nurses more give information to pregnant mothers about sickness and complication of pregnancy and medical record to pay more attention to those patients who are suffering from antepartum bleeding by collecting more detail information, and also to mothers who had risk factors in order to conscientious and always take care her pregnancy regularly.
Key words : Antepartum bleeding, Characteristics of patient


BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Derajat kesehatan penduduk merupakan salah satu indikator kualitas sumber daya manusia. Pencapaian kualitas sumber daya manusia sejak dini sangat berhubungan dengan proses kehamilan, persalinan, maupun masa nifas.1
Salah satu tantangan dalam mencapai derajat kesehatan masyarakat adalah masih tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia.2 AKI merupakan salah satu parameter kemampuan suatu negara dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat.3
Menurut World Health Organization (2007), pada tahun 2005 AKI di dunia 400 per 100.000 kelahiran hidup, negara maju AKI 9 per 100.000 kelahiran hidup, dan negara berkembang 450 per 100.000 kelahiran hidup. Di Afrika AKI 820 per 100.000 kelahiran hidup, Asia 330 per 100.000 kelahiran hidup, Amerika Latin dan Karibia 130 per 100.000 kelahiran hidup, dan Oceania 430 per 100.000 kelahiran hidup.4
Menurut hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) 1992 AKI di Indonesia 420 per 100.000 kelahiran hidup, 390 per 100.000 kelahiran hidup tahun 1994 dan 373 per 100.000 kelahiran hidup tahun 1995.5
Menurut Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2002-2003, AKI di Indonesia 307 per 100.000 kelahiran hidup, artinya lebih dari 18.000 ibu tiap tahun atau dua ibu tiap jam meninggal oleh sebab yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan dan nifas. Dibandingkan dengan negara-negara di ASEAN, AKI di Indonesia adalah tertinggi. Dapat dilihat pada tahun 2002 AKI di Thailand 44 per 100.000 kelahiran hidup, di Brunai 39 per 100.000 kelahiran hidup, dan di Myanmar 255 per 100.000 kelahiran hidup.6
Di ...................... pada tahun 2002 AKI 360 per 100.000 kelahiran hidup, tahun 2003 AKI 345 per 100.000 kelahiran hidup, tahun 2004 AKI 330 per 100.000 kelahiran hidup dan tahun 2005 AKI 315 per 100.000 kelahiran hidup. Hal ini menunjukkan AKI cenderung menurun tetapi bila dibandingkan dengan target yang ingin dicapai secara nasional pada tahun 2010, yaitu sebesar 150 per 100.000 kelahiran hidup, maka apabila penurunannya masih seperti tahun-tahun sebelumnya diperkirakan target tersebut di masa mendatang tidak tercapai.1
Berdasarkan Profil Kesehatan Kota ......... tahun 2002 bahwa pada tahun 2000 AKI 172 per 100.000 kelahiran hidup, tahun 2001 AKI 165 per 100.000 kelahiran hidup dan tahun 2002 AKI juga sebesar 165 per 100.000 kelahiran hidup.7
Kematian ibu hamil dapat terjadi dengan tiga peristiwa dalam satu rangkaian, yaitu seorang wanita hamil, menderita komplikasi obstetrik, dan komplikasi tersebut menyebabkan kematian.8 Tingginya angka kematian ibu disebabkan oleh trias klasik, yaitu perdarahan, preeklamsia/eklamsia, dan infeksi yang merupakan penyebab kematian obstetrik secara langsung dimana penyebab yang paling banyak adalah perdarahan.9 Menurut SKRT 2001, proporsi penyebab obstetrik langsung 90%, sebagian besar disebabkan oleh perdarahan dengan proporsi 28%, eklamsia 24%, dan infeksi 11%.10
Kasus perdarahan sebagai sebab utama kematian maternal dapat terjadi pada masa kehamilan, persalinan, dan pada masa nifas.11 Perdarahan pada kehamilan harus selalu dianggap sebagai kelainan yang berbahaya. Perdarahan pada masa kehamilan muda disebut keguguran atau abortus, sedangkan pada kehamilan tua disebut perdarahan antepartum. Batas teoritis antara kehamilan muda dan kehamilan tua adalah 28 minggu, mengingat kemungkinan hidup janin di luar uterus.12 Penyebab perdarahan antepartum antara lain plasenta previa, solusio plasenta, dan perdarahan yang belum jelas sumbernya.12,13
Di RSU Palembang dilaporkan 429 kasus perdarahan antepartum yang disebabkan oleh plasenta previa dari 14.765 persalinan (proporsi 2,9%) selama tahun 1986-1990. Perdarahan antepartum yang disebabkan oleh plasenta previa di RSU Banda Aceh tahun 1990 dilaporkan 11 kasus dari 655 persalinan (proporsi 1,7%), sedangkan yang disebabkan oleh solusio plasenta dilaporkan 2 kasus dari 655 persalinan (proporsi 0,3%).14
Perdarahan antepartum akibat solusio plasenta di RSUD Dr.Moewardi Surakarta pada tahun 2001-2003 tercatat sebanyak 32 kasus dari 4.878 persalinan (proporsi 0,65%) atau 1 kasus tiap 154 persalinan.7 Di RSUD Arifin Achmad Pekan Baru pada tahun 2002-2006 tercatat sebanyak 33 kasus dari 12.709 persalinan (proporsi 0,26%).15
Menurut penelitian ME Simbolon (2004) di RS ................. ......... selama kurun waktu 1999-2003. Pada tahun 1999 sebanyak 21 kasus, tahun 2000 sebanyak 28 kasus, tahun 2001 sebanyak 34 kasus, tahun 2002 sebanyak 18 kasus, dan tahun 2003 sebanyak 15 kasus. Perdarahan antepartum yang disebabkan oleh plasenta previa tercatat 90 kasus dari 116 kasus perdarahan antepartum (proporsi 77,6%), sedangkan perdarahan antepartum yang disebabkan oleh solusio plasenta tercatat 17 kasus dari 116 kasus perdarahan antepartum (proporsi 14,7%).16
Di RS Dr. Pirngadi ......... selama kurun waktu 2001-2004, FR Bangun menemukan 126 kasus perdarahan antepartum dari 5040 persalinan (proporsi 2,5%). Perdarahan antepartum yang disebabkan oleh plasenta previa tercatat 96 kasus dari 126 kasus perdarahan antepartum (proporsi 76,2%), sedangkan perdarahan yang disebabkan oleh solusio plasenta tercatat 25 kasus dari 126 kasus perdarahan antepartum (proporsi 19,8%).17
Pada survei pendahuluan yang telah dilakukan di Rumah Sakit ................. ......... terdapat kasus perdarahan antepartum sebanyak 77 kasus selama tahun 2004-2008. Pada tahun 2004 sebanyak 18 kasus, tahun 2005 sebanyak 34 kasus, tahun 2006 sebanyak 10 kasus, tahun 2007 sebanyak 14 kasus, dan tahun 2008 sebanyak 9 kasus.
Berdasarkan latar belakang di atas perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui karakteristik penderita perdarahan antepartum yang dirawat inap di Rumah Sakit ................. ......... tahun 2004-2008.


1.2. Rumusan Masalah
Belum diketahui karakteristik penderita perdarahan antepartum yang dirawat inap di Rumah Sakit ................. ......... tahun 2004-2008.
1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui karakteristik penderita perdarahan antepartum yang dirawat inap di Rumah Sakit ................. ......... tahun 2004-2008.
1.3.2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui trend kunjungan penderita perdarahan antepartum berdasarkan data tahun 2004-200 8.
b. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita perdarahan antepartum berdasarkan sosiodemografi (umur, suku, agama, pendidikan, pekerjaan, dan daerah asal).
c. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita perdarahan antepartum berdasarkan mediko obstetri (paritas, keluhan, usia kehamilan, penyebab perdarahan, dan riwayat kehamilan/persalinan jelek)
d. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita perdarahan antepartum berdasarkan gej ala objektif (kadar Hb, tekanan darah, tinggi fundus uteri, keadaan uterus, denyut jantung janin)
e. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita perdarahan antepartum berdasarkan status rawatan (asal rujukan, penatalaksanaan medis, keadaan janin, keadaan bayi, keadaan bayi sewaktu pulang, keadaan ibu sewaktu pulang).
f. Untuk mengetahui lama rawatan rata-rata bayi penderita perdarahan antepartum.
g. Untuk mengetahui lama rawatan rata-rata ibu yang mengalami perdarahan antepartum.
h. Untuk mengetahui perbedaan proporsi paritas berdasarkan penyebab perdarahan.
i. Untuk mengetahui perbedaan proporsi keadaan janin berdasarkan penyebab perdarahan.
j. Untuk mengetahui perbedaan proporsi penatalaksanaan medis berdasarkan penyebab perdarahan.
k. Untuk mengetahui perbedaan proporsi penatalaksanaan medis berdasarkan keadaan ibu sewaktu pulang.
l. Untuk mengetahui lama rawatan rata-rata ibu berdasarkan penyebab perdarahan.
m. Untuk mengetahui lama rawatan rata-rata ibu berdasarkan penatalaksanaan medis.
n. Untuk mengetahui lama rawatan rata-rata ibu berdasarkan keadaan ibu sewaktu pulang.
1.4. Manfaat Penelitian
1.4.1. Sebagai bahan informasi dan masukan bagi Rumah Sakit ................. ......... tentang karakteristik penderita perdarahan antepartum.
1.4.2. Menambah wawasan dan pengetahuan penulis tentang perdarahan antepartum dan sebagai bahan informasi bagi peneliti lain yang dapat dijadikan sebagai referensi untuk penelitian yang akan datang.

jurnal asuhan kebidanan

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS DENGAN MASALAH MASTITIS




DISUSUN OLEH :

KETUA : RAHMALIA RISTIKA
MODERATOR : JENI MALISTA
NOTULEN : FITRI HANDAYANI
PENYAJI : NIA SILVIA
ANGGOTA : 1. LESI OKTARINA
2. LIEDYA ANUGRAH
3. PURWANI RAHAYU
4. SISKA RAHAYU
5. SRI HARTATI
6. YESI IKASARI
7. YUNI PUSPITASARI
TINGKAT : II (DUA)
SEMESTER : III (TIGA)
DOSEN PEMBIMBING : EVI MARLIRA, Am.Keb. SKM



AKADEMI KEBIDANAN
HEPPY ZAL
PALEMBANG
TAHUN AJARAN 2009 – 2010

KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Allh SWT, karena hanya dengan limpahan Rahmat dan Karunia-Nya lah penulis dapat menyelesaikan penyusunan asuhan kebidanan pada ibu nifas dengan masalah mastitis.
Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih atas bantuan dan dukungan semua pihak baik moril maupun materil sehingga asuhan kebidanan pada ibu nifas dengan masalah mastitis dapat diselesaikan dengan baik.
Penulis menyadari bahwa penulis masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu segala kritik dan saran yang sifatnya membangun senantiasa penulis harapkan demi kesempurnaan asuhan kebidanan pada ibu nifas dengan masalah mastitis.
Semoga asuhan kebidanan pada ibu nifas dengan masalah mastitis dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis pada khususnya.


Palembang, Oktober 2009



Penulis











DAFTAR ISI






























BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Mortalitas dan morbilitas pada wanita hamil dan bersalin adalah masalah besar dinegara berkembang. Dinegara miskin, 25-50% kematian wanita usia subur disebabkan hal berkaitan dengan kehamilan.
Asuhan masa nifas diperlukan mkarena merupakan masa kritis baik ibu maupun bayinya. Diperkirakan bahwa 60% kematian ibu akibat kehamilan terjadi setelah persalinan, dan 50% kematian masa nifas terjadi dalam 24 jam pertama salah satu masalah pada nifas adalah mastitis atau abses payudara.

1.2. Tujuan
1.2.1. Tujuan Umum
Untuk menjaga kesehatan pada ibu pada saat nifas.

1.2.2. Tujuan Khusus
- Untuk mendeteksi masalah, mengobati, atau rujuk bila terjadi komplikasi.
- Memberikan pendidikan tentang perawatan kesehatan diri dan juga melakukan perawatan pada ibu yng menderita mastitis.











BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1. Definisi
Masa nifas dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu.
Nifs dibagi dalam 3 periode :
1. Puerperium dini yaitu kepulihan ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan.
2. Puerperium intermedial yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genitalia yang lamanya 6-8 minggu.
3. Remote Puerperium yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi.
Pada waktu nifas sering muncul banyak masalah salah satunya masalah dalam menyusui yaitu mastitis. Mastitis adalah peradangan pada payudara (abses payudara). Payudara menjadi merah, bengkak, kadang kala diikuti rasa nyeri dan panas, suhu tubuh meningkat. Didalam terasa ada masa padat (lump) dan diluarnya kulit menjadi merah. Kejadian ini terjadi pada masa nifas 1-3 minggu setelah persalinan diakibatkan oleh sumbatan saluran susu yang berlanjut. Keadaan ini diebabkan kurangnya ASI diisap/ dikeluarkan atau penghisapan yang tak efektif. Dapat juga karena kebiasaan menekan payudara dengan jari atau karena tekanan baju/ BH.

2.2. Tindakan yang baik untuk asuhan masa nifas dengan mastitis.
• Perawatan payudara
- Menjaga payudara tetap bersih dan kering.
- Menggunakan BH yang menyokong payudara
- Apabila puting susu lecet dioleskan kolestrum atau ASI yang keluar daripada sekitar puting susu setiap kali selesai menyusui.
- Apabila lecet sangat berat dapat diistirahatkan selama 24 jam.
- Untuk menghilangkan nyeri dapat minum parasetamol 1 tablet sekitar 4-6 jam.
• Apabila payudara bengkak akibat penggunaan ASI, dilakukan :
- Pengompresan payudara dengan menggunakan kain basah dan hangat selama 5 menit.
- Urut payudara dari arah pangkal menuju puting.
- Keluarkan ASI sebagian dari bagian depan payudara sehingga puting sisi menjadi lunak
- Susukan bayi setiap 2-3 jam sekali. Apabila tidak dapat menghisap seluruh ASI keluarkan dengan tangan.
- Letakkan kain dingin pada payudara setelah menyusui.
- Payudara dikeringkan.





















BAB III
TINJAUAN KASUS

I. Data Subjektif.
A. Biodata
Nama Ibu : Ny.”S” Nama suami : Tn. “N”
Umur : 31 Tahun Umur : 32 Tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku/ Bangsa : Indonesia Suku/ Bangsa : Indonesia
Pendidikan : SMU Pendidikan : SMU
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Alamat : Jl. RW. Monginsidi Alamat : Jl. RW. Monginsidi
Lr. Ramayan No. 71 Lr. Ramayan No. 71
RW.09 Kel. Kalidoni RW.09 Kel. Kalidoni

Pengkajian tanggal 11 Oktober 2009, jam 12.00 WIB

B. Keluhan Utama
Pasien mengaku habis melahirkan anak ke-2 dengan cara normal, nyeri pada payudara.

C. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
No. Usia Kehamilan Jenis Persalinan Ditolong Oleh Penyulit Tahun Persalinan Nifas / Laktasi Anak
JK BB PB Keadaan
1. Aterm Operasi Dokter - 2005 Baik ♂ 3000 49 Hidup
2. Aterm Operasi Dokter - 2009 Baik ♂ 3200 49 Hidup

D. Riwayat persalinan sekarang
1. Jenis Persalinan : Normal
2. Atas Persalinan : Normal
3. Tanggal persalinan : 10-01-08, jam 10.40 WIB
4. Jenis kelamin : Laki-laki BB : 3200 gr PB : 49 cm
5. Keadaan Anak : Baik
6. Plasenta : Lahir lengkap
7. Jumlah Perdarahan : Normal
8. Komplikasi/ Penyulit : Tidak ada

E. Riwayat KB
Pernah mendengar tentang KB : Pernah
Pernah menjadi Akseptor KB : Pernah
Jenis KB : Suntik
Alasan berhenti : Ingin punya anak
Jumlah anak yang diinginkan : 2 orang anak

II. Data Objektif
A. Pemeriksaan Fisik
KU : Baik
Kesadaran : Composmentis
TD : 120/70 mmHg
RR : 20x/menit
Pols : 80x/menit
Suhu : 36°C

B. Pemeriksaan Penunjang
1. Darah
HB : Tidak dilakukan
Golongan darah : Tidak dilakukan

2. Urine
Protein : Tidak dilakukan
Reduksi : Tidak dilakukan


C. Pemeriksaan Kebidanan
1. Inspeksi
• Kepala
Rambut : Bersih dan tidak rontok
• Mata
Sklera : Putih
Konjungtiva : Merah muda
• Hidung : Bersih dan tidak ada polip
• Muka
Closma gravidarum : Tidak ada
Oedema : Tidak ada
• Mulut
Gigi caries : Tidak ada
Sariawan : Tidak ada
• Telinga : Bersihdan tidak ada kelainan
• Leher
Pembesaran kelenjar tyroid : Tidak ada
Pembendungan vena jugularis : tidak ada
• Dada
Payudara : Simetris
Papila mamae : Menonjol
Areola mammae : Hyperpigmentasi
Colostrum : (+)
• Abdomen
Pembesaran : Normal
Pelebaran Vena : Tidak ada
• Genetalia
Lochea : Rubra
Warna : Merah segar
Bau : Tidak ada

• Perineum
Episotomi : Tidak dilakukan
Oedema : Tidak ada
• Anus
Hoemoroid : Tidak ada
• Ekstimitas
Tungkai : Simetris
Oedema : Tidak ada
Varices : Tidak ada
Ujung kuku : Bersih dan tidak pucat

2. Palpasi
TFU : 2 jari dibawah pusat
Nyeri tekan : Ya
Kontraksi uterus : Baik
Involusio uteri : Baik
3. Auskultasi : Tidak dilakukan
4. Perkusi
Reflek patella : Tidak dilakukan


III. Assesment
Diagnosa : G2P2A0 post partum dengan persalinan normal
Masalah : Ibu merasakan nyeri pada payudara (Mastitis)
Kebutuhan : KIE : Tentang perawatan payudara bengkak (Mastitis)

IV. Perencanaan
• Observasi keadaan umum dan tanda-tanda
Keadaan umum ibu : Baik, TD : 120/80 mmHg, Nadi : 80x/menit, RR : 20x/menit, suhu : 36°C
• Menganjurkan ibu untuk mengompres payudara dengan kain basah dan hangat selama 5 menit
- Ibu sudah melakukan pengompresan payudara
• Menganjurkan ibu untuk memasasekan payudaranya
- Ibu sudah melakukan masase
• Menganjurkan ibu untuk mengeluarkan ASI dari bagian depan payudara sehingga putting susu menjadi lunak.
- Ibu sudah melakukannya